Mawar Merah

0
Dok. lpmgraffity.com

Langit dengan terik matahari yang begitu cerah, yang membuatnya bisa menerangi Bumi. Duduk seorang remaja merenung, dibawah pohon Beringin menikmati pemandangan yang begitu indah, dengan seruput kopi dan mengisap rokok yang membuatnya merasa hanya dia dan perempuan yang direnungkannya itu berada di dunia ini. Perempuan yang membuatnya merasa pertama kali melihat perempuan sesungguhnya. Yang ia lihat saat duduk di ditaman baca bersama sahabatnya.

Driiing……Driiing……Driiing!
“Aduh ternyata mimpi ya, eeee…. Aku salah menyetel alarm. 07:00 PM yang dimana seharusnya 12:00 PM. Ini kan hari Minggu. Hari dimana tidak masuk kuliah” sambil mengambil handphonennya dan mematikan alarm nya. Ia berjalan keluar dari kamar nya
“Dante! Barusan cepat bangun dihari Minggu hahahahahaaa……… Biasanya Tengah hari baru bangun,” sambi merebus kopi kapal api.

“Iya Ansar. Aku salah stel alarm hehehe….aku lupa bahwa hari ini hari Minggu” Dante dengan muka ceria selesai mencuci muka.

Setelah kopi yang direbus Ansar siap diseruput. Diteras kontrakan, percakapan pun dimulai.

“Kamu kenapa Dante? kok muka kamu ceria sekali. Kamu mimpi indah yah?hahaha…..” Tanya Ansar.

“Tadi aku mimpi melihat perempuan yang kita lihat ditaman baca kemarin.”Jawab Dante sambil tersenyum.

“Oow perempuan yang tinggi, langsing, dan putih itu. Emangnya kenapa dengan perempuan Itu?”Tanya Ansar dengan muka penasaran.

“Aku heran, kenapa bisa ada dalam mimpi ku, padahal saya tak pernah memikirkannya.”Dante sambil menyeruput kopi yang disediakan Ansar.

“Iya kah? Soalnya kata nenek dari kakek saya, ketika kita sesosok perempuan yang tak kita kenal, bisa jadi itu pertanda jodoh kita.” Serius Ansar.

“Bisa Jadi! Soalnya kalau aku mikirin perempuan itu hati saya merasa deg-degan ntah apa maksud nya.”Dante dengan muka penasaran.

“Begini Dan, sebentar sore kita ke taman baca, sempat perempuan itu ada lagi disana?” Ansar mengajak.

“Ok. Soalnya saya Ingin kerjakan tugas Kuliah juga, kalau di kontrakan kerja tugas saya rasa seusianya tidak sesuai hehehehe…”

Setelah percakapan panjang dan kopi habis, kedua remaja Itu lanjutkan dengan membersihkan kontrakan.

“Bagaimana kalau kita bersihkan kontrakan dengan bagi tugas? Aku yang membersihkan semua ruangan yang kotor dan kamu cucin piring, bagaimana? Soalnya udah seminggu piring, dan gelas bekas kopi kemarin tidak pernah dicuci.” Tanya Ansar.

“Cocok!” Dante sambil membawa gelas bekas kopi.

Sore pun tiba, setelah Dante melihat jam dinding dikamar tidurnya, keduanya bergegas mandi.

“Aku duluan mandi ya.” Dante sambil menarik handuk yang tergantung dibelakang pintu kamarnya.

“Iya tapi jangan lama yah! Soalnya kalau kamu mandi lama sekali” Ansar

“Hahahaha………. Asiaaaap” Dante sambil berjalan menuju kamar mandi.

Setelah mandi, mereka berdua siap-siap bergegas ke taman baca untuk mencari si perempuan yang dimimpikan Dante tersebut.

“Bagaimana Dan, udah siap nggak?” Ansar sambil menyisir rambut gondrong nya.

“Tunggu An, Aku ambil leptop dan buku bacaan saya dulu.”

“Ok An, Saya udah siap nih.”

Hari ini, ternyata cuaca bersahabat, dimana langit begitu indah yang dihiasi dengan awan yang terpadu dengan biru langit yang indah. setelah berangkat, kedua remaja pun sampai di Taman baca dimana Dante melihat perempuan yang dimimpikannya itu.

Namun, setelah lama dia mengamati sekelilingnya dia tidak melihat perempuan tersebut.

Lama-kelamaan Ansar melihat sesosok perempuan yang persis yang Ia bicarakan tadi.

“Mawar! sini, kita sudah lama nunggu disini Mar” teriak perempuan yang duduk di Gasebo taman baca

“Dan, ternyata namanya Mawar, ayok kita samperin, kita ajak kenalan” Ansar.

“Aku malu Ansar hehehe…Kamu tahukan Aku mati kiri sama perempuan”

“Nggak usah takut Dan, biar aku yang ajak bicara. Soalnya aku penasaran juga sama temannya yang panggil Mawar tadi, menurut saya dia cantik Dan” Ansar sambil melirik perempuan yang duduk di Gasebo.

“Ok! kita kesana, yang jelas jangan sampai buat mawar curiga bahwa saya menyukainya hehehe…Janji yah! Soalnya kebiasaan kamu hehehe ….”

“Iyaaahhh…Dan, Bisanya itu saya begitu hehehe……”

Kedua remaja itu berjalan menuju Gasebo, yang diamana Tiga perempuan duduk sambil bercanda ria disana.

Sementara itu, setelah Ansar dan Dante sampai di Gasebo, Ansar langsung menyapanya, dan ia pun disambut dengan baik. Percakapan pun dimulai.

“Haiii…Bisa kita duduk disini soalnya disana tempatnya panas.” Ansar sambil menunjuk tempat duduk didekat papan nama taman baca.

“Eeeeh Ansar! Kamu dari mana?” Ucap sala seorang teman Mawar.

Setelah menatap perempuan yang menyapa Ansar, ternyata teman sebangkunya dulu di SMA.

“Ana!”kaget Ansar

“Iya ini aku. kamu kuliah atau kerja dimana sekarang?”Tanya Ana.

“Saya kuliah. Saya kuliahnya di IAIN Palopo, dengan sahabat saya ini, kalau kamu kuliah dimana?”

“Kalau saya, kuliahnya di kampus Kesehatan Mega Reski Makassar, dan kalau teman saya Yang Dua ini, ia kuliah di kampus kesehatan Mega Buana Palopo”Jelas Ana.

“Oooh ya! Kalau boleh tau, nama kamu siapa?” Tanya Ansar sambil melirik dua teman Ana.

“Aku Mawar Merah, biasa dipanggil Mawar.”Jawab sebelah kiri Ana.

“Kalau aku Nur Ani, biasa dipanggil Ani.” lanjut perempuan sebelah kanan Ana.

“Oowiyee….salam kenal. Kalau sahabat saya ini kenalin, namanya Dante” Ansar sambil menepuk pundak Dante.

Setelah saling kenal tiba-tiba Dante bertanya ke Mawar untuk meminta Nomor Handphone Mawar.

“Mawar! boleh minta nomor hp kamu nggak? Yaaah untuk nambah-nambah kontak?” Dante sambil menatap Mata Mawar.

“Boleh! Emangnya mau diapa?”

“Tidak ji hanya untuk nambah-nambah kontak hehehehe…..”

“Oow iye. Ini” sambil menyembutkan nomor Hpnya

Sementara itu, Ansar heran melihat Dante yang begitu pede bicara dengan perempuan yang didambakannya itu

“Barusan Dante pede sekali sama Perempuan” tanya Ansar dalam hati.

Setelah mereka saling kenal dan berbicara panjang lebar, Ansar dan Dante pun berpamitan pulang.

“Kalau begitu saya pulang dulu ya, soalnya aku dan Dante masih ada yang ingin saya kerjakan. Biasaaa mahasiswa, diskusi mengenai seputaran bacaan buku heheheh…” Ansar dengan beranjak pergi.

Malam pun tiba, malam yang begitu gelap gulita, dihiasi dengan indahnya ribuan bintangbersinar diangkasa dan bulan yang bersinar berbentuk sabit. Dikontrakkan dua remaja mulai bercerita apa yang dilaluinya tadi, tentunya Dante lagi-lagi membicarakan siMawar.

“Ternyata cantik memang Mawar! Ansar” Dante sambil membayangkan paras cantiknya Mawar setelah betatap-tatapan.

“Tidak terlalu cantik ji itu Dan, Lebih cantik Ana hehehehe…” Ansar dengan Nada mengejek

“Haaa, kalau pandangan saya, Mawar itu cantik. Begitu memang Ansar, karena kata cantik itu relatif, dan masing-masing orang mempunyai arti tersendiri dalam memknai kata cantik.” Dante dengan Muka serius.

“Kenapa tidak chat saja Mawar, kamu ajak cerita-cerita, apalagi tadi kulihat gerak-gerik Mawar saat tatapan ko, kayak ada perasaan sukanya sama kamu.”

“Iya kah?”

“Iya seriuska, atau langsung mi saja ungkap kan perasaanmu sama Mawar!”

Tampa basa-basi, Dante langsung chat Mawar lewat pesan WhatsApp. Namun, setelah lama kelamaan Chat dengan Mawar ia langsung keinti pembahasannya.

“Mawar sebenarnya saya menyukai kamu, kamu mau kan jadi pacar aku?” Ungkap Dante ke Mawar.

“Maaf sekali ini kak, bukannya saya bermaksud tidak menghargai perasaan kakak ke saya, akan tetapi saya ingin fokus kuliah dulu.”

Dante merasa kecewa, saat respon dari Mawar, yang tak sesuai dengan harapannya.

Pengarang : Kud..