Sebuah Obat yang Menakjubkan
lpmgraffity.com-Pernahkah kita membayangkan jika ada sebuah obat yang dapat menyembuhkan banyak penyakit sekaligus. Obat yang menawarkan banyak manfaat dalam jangka beberapa hari setelah mengonsumsinya, seperti membuat kita hidup panjang umur, meningkatkan memori kita dan membuatnya lebih kreatif, membuat kita tetap langsing dan mengurangi nafsu makan kita, melindungi kita dari kanker dan demensia, menghadang masuk angin dan flu, juga menurunkan risiko serangan jantung, stroke, dan juga diabetes.
Dengan obat tersebut kita bahkan akan merasa lebih gembira dan lebih sedikit mengalami depresi dan cemas. Maka obat tersebut pasti akan mendongkrak pasar farmasi, dan menjadikannya sebagai obat termahal di dunia modern saat ini. Tapi apa jadinya jika obat tersebut bisa didapatkan secara gratis oleh siapa pun, baik muda atau tua kita, baik orang-orang sehat atau pun sakit. Dalam buku yang ditulis oleh seorang ilmuan neurosains bernama Matthew Walker dia menyebutkan obat tersebut adalah sesuatu yang telah kitaalami selama seper tiga dari 24 jam kita, di mana dua pertiga populasi orang dewasa di seluruh negara maju juga sering mengabaikannya, obat tersebut ialah tidur.
Dalam bukunya Why We Sleep, Matthew Walker menjelaskan bahwa tidur adalah keadaan alami dan teratur di mana fisik dan mental seseorang akan memulihkan diri, dengan adanya perubahan pada sistem saraf dan metabolisme tubuh. Ia juga menekankan tidur adalah sebuah kebutuhan biologis yang tak kenal kompromi, dan jika kita tidak memberikan tubuh kita tidur yang cukup, maka tubuh tidak bisa memfungsikan diri untuk pemulihan, dan penyakit-penyakit akan datang.
Seperti yang digambarkan oleh kata mutiara profetik dari Charlotte Bronte, “a ruffled mind makes a restless pillow,” (pikiran yang ruwet adalah bantal yang tidak nyaman), kata-kata tersebut menggambarkan waktu tidur yang pendek dapat mendatangkan sesuatu yang tidak diinginkan, sepertimeningkatkan arteri koroner menjadi tersumbat dan rapuh, menempatkan seseorang pada jalur menuju penyakit kardiovaskular (sistem peredaran darah), stroke, dan gagal jantung kongestif.
Kurang tidur juga menimbulkan bukan hanya masalah fisik tetapi juga menyumbang lebih banyak terhadap semua gangguan kejiwaan kronis, termasuk depresi, kecemasan, dan kecenderungan untuk bunuh diri. Apakah itu belum membuat Anda memikirkan hal untuk menghargai waktu tidur?. Jika belum,saya akan memberikan satu fakta menarik. Barang kali ketika Anda membaca artikel ini Anda juga sadar bahwa Anda ingin makan lebih banyak saat merasa lelah, Ini bukan suatu kebetulan. Bahkan beberapa orang yang saya kenal sering membagikan cerita dirinya di sosial media yang diiming-imingiingin gemuk, mereka rela merasakan hanya sedikit tidur untuk makan lebih banyak di pertengahan malam. Hal ini dikarenakan tidur yang terlalu sedikit akan meningkatkan kadar konsentrasi hormon yang membuat Anda merasa lapar (Ghrelin), sekaligus menekan kadar hormon pendamping yang memberikan silnyal kenyang tubuh ke otak (Leptin). Tentu ini adalah langkah yang salah jika ingin membuat tubuh menjadi gemuk malah mendatangkan penyakit parah, dua di antaranya obesitas dan diabetes.
Dari keburukan-keburukan yang datang akibat kurang tidur di atas, maka selanjutnya kita akan dihadapkan dengan salah satu pertanyaan extreme yaitu, bisakah kita lebih jauh mengklaim bahwa kurang tidur bisa langsung membunuh seseorang?, sebenarnya ya. Penulis menjelaskan setidaknya ada dua hal. Pertama, ada gangguan genetis yang sangat langka diawali dengan insomnia yang bersifat progresif, yang muncul di usia setengah baya. Setelah beberapa bulan menderita penyakit tersebut, sang pasien tidak akan bisa tidur sama sekali. Di tahap ini, pasien akan mulai kehilangan banyak fungsi dasar pada otak dan tubuh. Meskipun kondisi ini luar biasa langka, gangguan ini menegaskan bahwa kurang tidur memang dapat membunuh manusia.Kedua, adalah kondisi fatal ketika kita berada di balik kemudi kendaraan bermotor saat kurang tidur. Di Amerika, sekitaran 1,2 juta kasus kecelakaan pertahun akibat kondisi ini, di mana itu sama saja menyumbang satu kasus kecelakaan ketika kita berdiam selama 30 detik tentu, angka tersebut merupakan angka yang sangat besar yang terdapat di satu negara belum lagi di negara-negara lain. Akibatnya, kurang tidur bukan hanya akan mencelakai diri sendiri tetapi orang lain juga akan ikut merasakan efeknya.
Di satu sini saya menuliskan banyak efek buruk ketika kita tidak mendapatkan cukup waktu untuk tidur, dan di sisi lain, secara tersirat kita tidak akan mendapatkan efek-efek buruk tersebut ketika mendapatkan cukup waktu untuk tidur Tentu, hal ini memberikan motivasi kepada kita sekiranya menghargai waktu tidur itu sangat penting. Dan dalam hal ini saya mencetuskan sebuah slogan untuk lebih memotivasi kita, sama seperti slogan di bungkus rokok yang tertulis “Merokok itu membunuhmu”, dan saya mengubahnya sedikit menjadi, “Kurang tidur itu membunuhmu.”Sebagai suatu hal yang diperlukan tubuh untuk memulihkan dirinya sendiri, tidur akan lebih baik jika terpenuhi dalam sehari. Dalam sehari itu, mengenai waktu tidur yang baik dalam buku tersebut hanya dua, yaitu tidur semalaman penuh 7-8 jam, dan kedua bisa dilanjutkan dengan tidur siang sekitar 90 menit. Semua fakta-fakta tentang tidur di atas merupakan hasil riset Matthew Walker yang menghabiskan dua puluh tahun penelitian untuk menghasilkan karyanya yang luar biasa tersebut. Dan yang membuat saya merinding dan terkesima lebih lagi, saya melakukan sebuah pencarian sendiri mengenai fakta tidur lainnya.
Dalam sebuah baris kalimat yang tertuliskan sekitar 1500 tahun lalu, mengatakan “Dialah yang menjadikan bagimu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun dan bekerja.” (Q.S Al-Furqan 25:47). Sepenggal ayat Al-Qur’an telah menjelaskan dua kondisi manusia (malam untuk istirahat dan siang untuk bangun), yang menjadi bagian dasar dari penjelasan buku Why We Sleep (sayangnya sang penulis buku tersebut tidak membahasnya sama sekali di bukunya).Dua faktor tersebut adalah siklus sirkadian (biologis) dan faktor tekanan. Dalam buku tersebutdijelaskan setiap manusia, bahkan penelitian-penelitian terhadap hewan dan tumbuhan, bahwa ada jam di setiap diri mereka. Jam ini terletak pada nukleus suprachiasmatic yang memiliki fungsi sebagai alarm penanda malam waktunya tidur dan bangun ketika matahari muncul. Sedangkan faktor tekanan bisa disebut sebagai faktor kimiawi manusia untuk tertidur, ini terjadi karena otak memproduksi zat adenosin setiap jamnya ketika kita terbangun, dan ketika zat tersebut sudah banyak terproduksi makarasa kantuk kita datang.
Kafein merupakan lawan dari zat adenosin ini. Jika salah satu faktor tersebut berhasil membuat kita tertidur, dan dalam fase tidur itu pada dasarnya dibagi atas dua, yaitu tidur NREM (nonRapid Eyes Movement ), dan REM (Rapid Eyes Movement). Pada tidur NREM, seseorang mengelami empat tahap selama dia tertidur, pada tahap 1 merupakan fase tidur ringan, seseorang mudah terbangun dalam tidur ini. Tahap 2, aktivitas otak dan otot mulai lebih lambat dibandingkan tahap sebelumnya. Kemudian tahap 3, seseorang mulai merasakan tidur yang nyenyak, detak jantung dan pernasapasan melambat, dan di sini tubuh mengalami pemulihan fisik; tahap 4, yaitu tidur paling nyenyak. Otot-otot tubuh seakan-akan melemah, dan tubuh melakukan perbaikan jaringan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Kedua adalah tidur REM. Tidur ini sering dikatakan sebagai tidur mimpi. Tandanya terlihat jelas ketika mata bergerak cepat ke berbagai arah meskipun kelopak mata tertutup. Aktivitas otak di tidur ini justru meningkat, seperti ketika kita tersadar, dan otot-otot tubuh mengalami lumpuhnya sementara.
Sepanjang tidur semalam penuh, kita pada umumnya melewati 4-6 siklus (90-110 menit/siklus)tahap-tahap tersebut. Fase tidur NREM yang mendominasi di awal malam, sedangkan fase REM menjadi lebih dominan dan lama waktunya di menjelang pagi hari.
Fakta bahwa ketika bangun tidur di keesokan harinya kita langsung memunculkan sebuah ide atau solusi terhadap masalah, dan sebagian orang mungkin merasa seperti sedang mendapatkan sebuah wahyu. Justru kondisi tersebut dikarenakan peran dari tidur REM. Fase tidur yang membuat otak seolah-olah memunculkan katalog-katalog autobiografi diri kita, dan kemudian menghubungkan itu kepada masalah yang sedang kita alami. Lalu hasil dari tidur REM tersebut akan mendatangkan Aha momen di pagi kita. Hebat bukan?Bukan hanya itu saja, penelitian yang dilakukan oleh Matthew dan rekannya mengungkapkan tidur di fase REM juga membuat seseorang memiliki daya ingat yang lebih. Itu dikarenakan fase tidur tersebut membuat memori-memori yang kita terima di hari sebelumnya akan tertampung di area hipokampus (penyimpanan sementara memori pada otak), dan karena tidur REM, memori-memori tersebut terbawa melalui saluran talamus menuju area korteks otak (penyimpanan jangka panjang/permanen otak).
Kegiatan ini sangat diajurkan bagi mereka yang ingin/sedang belajar sesuatu. Sebagai kesimpulan, saya hanya ingin menyampaikan pandangan saya terhadap tidur, walaupun pandangan ini tercipta setelah membaca buku tersebut. Bahwa, tubuh kita ini adalah sebuah sistem yang sempurna, seperti seperangkat sistem gawai, ketika mereka bekerja terus menerus maka sesuatu akan datang padanya, entah itu panas, lowbet, bahkan bisa mengalami malfungsi. Tubuh pun dalam 24 jam kita seperti itu, selama terus bekerja tanpa kenal istirahat maka secara alami dan perlahan tubuh akan mengalami kemunduran yang signifikan. Maka dari itu tidur yang memadai merupakan jawaban dari masalah di atas.
Penulis: Muh Darif Aziz
Editor: Siti rahmania
Tinggalkan Balasan