lpmgraffity.com-Manusia adalah objek yang tidak pernah habis di perbincangkan sejak dulu hingga kini. Dalam setiap zaman, ada sejarah progresif yang di torehkan manusia dan Sejarah selalu mencatat perjalanan panjang manusia yang menginginkan kehidupan lebih baik dari sebelumnya. Kemampuannya dalam berfikir mampu menghasilkan trobosan baru di setiap zaman, tapi bukan tidak mungkin, trobosan yang dihasilkan selalu ada dimensi yang tidak pernah di prediksi atau tidak mampu memproyeksikannya.
Penemuan mutakhir menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan.
Ibarat cerita raja Midas yang menginginkan setiap yang disentuhnya menjadi emas, ya, setiap apa yang di seutuhnya menjadi emas, benda-benda, kerajaannya, bahkan anak dan istrinya, apa yang ia inginkan terjadi tetapi, menimbulkan rasa kesepian bagi dirinya.
Penemuan mutakhir menimbulkan masalah baru bagi kita semua, membuat eksistensi manusia menjadi terabaikan. Dulu, kita memperjuangkan hak-hak manusia, di kenal dengan revolusi Perancis (liberte, egalite, fraternite). Namun Sekarang, betapa menakutkannya dunia, dua bom yang di jatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dapat meluluh lantahkan kota.
Perang Dunia I dan II amat sangat menakutkan eskalasi yang terjadi di setiap belahan dunia. Seharusnya, catatan sejarah yang di lukiskan manusia menjadikan kita tobat. Ekologi pemanasan global akibat deforestasi dan asap-asap teknologi yang menyebabkan mencairnya antartika, serta menyebabkan El Nino daratan semakin sempit, sementara populasi manusia semakin bertambah, Bagaimana dengan nuklir yang radiusnya lebih besar dari bom atom di jatuhkan di Jepang. Negara-negara maju berlomba menjadi rank tertinggi dalam hal pertahanan, Setiap negara berlumba membuat nuklir untuk menjaga kedaulatan negaranya.
Belum lama ini penyerangan Israel ke konsulat Iran kemudian di susul dengan serangan balik ke Israel, membuat dunia gembar-gembor saling me-wanti — wanti agar eskalasi tidak terjadi. Setelah di temukannya kemajuan teknologi yang begitu hebat, ternyata dapat menimbulkan permasalahan yang baru. Tanpa di sadari kita sedang terpenjara oleh teknologi itu sendiri, berusaha mengembalikan eksistensi manusia sebagai manusia, bahwa teknologi hanya untuk mempermudah bukan untuk menghilangkan keberadaan manusia. Tidak ada jalan untuk menghentikan kemajuan teknologi itu selain kembali ke aksiologi dimana etika dan moral di pupuk kembali untuk mempertanyakan bagaimana ilmu semestinya sebagai sarana untuk memudahkan kehidupan manusia.
Saya akan menganalogikan antara ilmu dan agama, memang ada perbedaan yang mendasar, tapi, mari kita tarik persamaannya. Agama selalu menawarkan kehidupan yang jauh (eskatologis) dan bersifat abstrak sedangkan ilmu menawarkan masa depan yang lebih praktis dan kongkrit. Di situ kita bisa meraba bahwa tujuan yang sesungguhnya adalah kehidupan yang lebih baik.
Penulis: muammar kaddafi
Editor: Siti Rahmania