Krisis Kepemimpinan Kampus: Dominasi Kepentingan Kelompok dan Suara Mahasiswa

0

lpmgraffity.com-Ditengah dinamika kehidupan kampus saat ini, kita menyaksikan sebuah fenomena yang memperihatinkan, degradasi kepemimpinan yang disebabkan oleh pengaruh organisasi ekstra dan kepentingan kelompok tertentu. Fenomena ini menciptakan suasana di mana aturan dan regulasi, termasuk Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), sering kali diabaikan atau dimanipulasi untuk mendukung calon pemimpin tertentu.

Kampus yang seharusnya menjadi laboratorium intelektual kini menghadapi krisis kepemimpinan. Banyak pemimpin kampus lebih fokus pada proyek-proyek yang menguntungkan secara finansial daripada memenuhi kebutuhan akademik mahasiswa. Hal ini menciptakan kesenjangan antara tujuan pendidikan dan praktik yang terjadi di lapangan. Ketidakpuasan mahasiswa sering kali terabaikan, dengan pemimpin yang bersikap acuh terhadap kritik dan masukan.

Organisasi ekstra kampus berperan dalam mempengaruhi dinamika kepemimpinan. Mereka sering kali menggunakan kekuatan kolektif untuk mendukung atau menolak calon pemimpin berdasarkan kepentingan tertentu, bukan berdasarkan kriteria objektif yang seharusnya. Dalam banyak kasus, keputusan yang diambil tidak mencerminkan aspirasi seluruh civitas akademika, melainkan hanya segelintir orang yang memiliki agenda pribadi.

Mahasiswa, yang seharusnya menjadi agen perubahan, kini terjebak dalam situasi di mana suara mereka tereduksi. Mereka tidak hanya menghadapi tantangan dalam belajar, tetapi juga dalam berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan di kampus. Kelemahan daya kritis mahasiswa semakin terlihat akibat kurangnya dialog dan diskusi tentang isu-isu penting yang mempengaruhi kehidupan akademik mereka.

Situasi ini menciptakan lingkungan di mana transparansi dan akuntabilitas menjadi langka. Kampus harus kembali ke esensi sebagai tempat pengembangan intelektual dan moral, bukan sekadar arena bagi kepentingan politik tertentu. Diperlukan upaya kolektif dari semua elemen kampus untuk mengembalikan fungsi kampus sebagai pendorong perubahan sosial dan moral dalam masyarakat.

Penulis: Dandi Ishak

Editor: Mas’un