Spirit Sumpah Pemuda! Membangun Generasi Dari Desa

0
Penulis: Muh. Hidayat, Mahasiswa IAIN Palopo, Pengurus Cabang PMII Kota Palopo

lpmgraffity.com – Sumpah pemuda tak semestinya di Maknai sebagai Peringatan Seremonial saja, Sebab didalamnya terkandung makna yang semestinya bisa kita petik dikalangan pemuda(i) masa kini.

93 Tahun berlalu adalah momen yang semestinya menjadi Acuan Pemuda(i) di masa sekarang ini untuk lebih produktif dalam berbagai hal.

Jika pemuda di masa dulu, dari berbagai daerah Bisa berkumpul dalam merumuskan Naskah Sumpah Pemuda sebagai Tali pengikat untuk mampu menyatukan Suku, agama dan Ras dalam memerdekakan NKRI.

Seharusnya Kaum muda di masa sekarang harus lebih progresif dan kreatif lagi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara Maju, terkemuka dan mendunia.

Paling tidak, Desa adalah tempat yang pas dan cocok untuk berkreasi agar menopang paragraf Sebelumnya tadi Dan itu sejalan dengan Nawacita dari Presiden RI Bapak Joko Widodo “Membangun Indonesia dari Pinggiran Desa”.

Mengutip Perkataan dari Sang Proklamator kemerdekaan Indonesia Bapak Soekarno “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”.

Tak heran jika banyak pemuda yang masih kaku bilamana diperhadapkan pada Realitas sosial, belum lagi dalam persoalan melawan arus Globalisasi.

Seperti halnya pada Era disrupsi, sekarang ini yang notabenenya adalah sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru.

Lantas, dari berbagai persolan diatas, kiranya menimbulkan beberapa pertanyaan, bahwa bagaimana kesiapan Kaum muda dalam menghadapi itu semua?.

Apakah Kaum muda hari ini sadar bahwa di pundak merekalah diletakkan secercah harapan dari para pendahulu?, Sadarkah kita sebagai pemuda bahwa Harapan itu adalah Beban moril yang dititip oleh mereka untuk kita?

Dalam menjawab itu semua maka perlu kiranya menciptakan inovasi-inovasi yang mestinya mampu menopang Semangat dari kita dalam menjawab tantangan zaman yang sebenarnya.

Kiranya perlu langkah strategis yang dilakukan guna membekali pemuda(i) sekarang untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

Terbentuknya generasi penerus masa depan bangsa yang tangguh, mandiri dan berdaya saing, terlebih untuk memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan peluang bonus demografi, adalah suatu harapan yang kita inginkan secara bersama-sama.

Tak bisa dipungkiri bahwa kemajuan suatu negara, tak terlepas dari Progres dan produktif nya Pemuda di masing-masing Desa atau Kelurahan.

Ada banyak cara yang bisa Kita lakukan agar pemuda hari ini tak terkungkung dalam pola pikir yang istilahnya konservatif.

Mengaktifkan kembali Lembaga Kepemudaan yang ada semisal Karangtaruna, diharap mampu menjadi wadah dalam menempa minat dan bakat dari Kaum muda agar tercipta pola pikir yang maju dan lebih produktif lagi.

Karang Taruna sendiri merupakan suatu wadah yang memang sengaja di Desain untuk pengembangan generasi muda, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa atau Kelurahan serta komunitas sosial sederajat, yang memang bergerak dibidang kesejahteraan sosial.

Disisi lain, Aspek pendidikan pun juga perlu untuk di massifkan kepada kaum Muda, Pendidikan di sekolah memiliki andil yang begitu besar dalam memberantas kebodohan. Karena kebodohan ini berasal dari ketidaktahuan dan sempitnya wawasan yang dimiliki.

Tentu jika tidak ingin menjadi bangsa yang tertinggal, maka generasi muda harus melawan kebodohan yang merupakan musuh nyata sekarang ini.

Dengan mengenyam pendidikan di sekolah, maka anak yang mulanya tidak tahu akan menjadi tahu, wawasan menjadi luas, dan ilmu yang diperoleh juga bertambah.

Hal ini pada akhirnya akan membantu menciptakan generasi unggul penerus bangsa yang ahli dalam berbagai bidang.

Perlu di Refleksi bahwa memang sebagian besar pemuda hari ini masih banyak yang belum merasakan pendidikan yang semestinya mampu dikatakan layak, terutama di Daerah pinggiran Desa, entah karena persoalan mahalnya biaya pendidikan ataukah karena kurangnya Minat dari kaum muda untuk mengenyam pendidikan sampai pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Disinilah peran pemerintah saat ini untuk meretas problem diatas, dalam hal menyediakan pendidikan yang layak dan gratis, dan itu sejalan dengan tujuan NKRI yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea Keempat tentang “Mencerdaskan kehidupan Bangsa”, Tak ketinggalan peran orang tua sebagai Pendidik Pertama dan utama dalam keluarga untuk tetap memotivasi Anak-anaknya agar tetap semangat dan membulatkan tekad untuk tetap mengeyam yang namanya pendidikan.

Sebab, Pendidikan bisa menjadi wadah bagi setiap orang untuk memperdalam suatu bidang ilmu pengetahuan.

Jika tidak difasilitasi oleh pendidikan yang layak, maka ilmu yang dimiliki oleh seseorang bisa saja hanya sebatas itu tanpa dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari pun dalam kehidupan bermasyarakat.

Dari beberapa wacana diatas kiranya bisa dijadikan solusi dalam menata serta menentukan arah gerak pemuda sebagai Penerus bangsa kedepannya, agar siap menghadapi tantangan di era industri 4.0 terlebih dalam hal peluang bonus demografi sekarang ini.

Olehnya itu, Sinergitas antara pemerintah dan Pemuda sangat dibutuhkan dalam menata masa depan Bangsa dan negara dalam menjawab tantangan zaman.

Mau tidak mau, suka tidak suka tongkat estafet kepemimpinan akan sampai di tangan Pemuda sebagai pelanjut generasi.

Namun satu yang menjadi catatan bagi kita pun untuk pribadi saya, bahwa Kepekaan sosial, Rasa malas dan Apatis masih saja menjadi budaya di kaum muda saat ini, dan seharusnya hal itu menjadi PR untuk kita retas secara bersama-sama.

Editor: Ay