Tulisan ini berangkat dari sebuah pertanyaan tentang apakah pendidikan merupakan alat kapitalis untuk mencari para pekerja muda? Jawabannya ada dua bisa iya bisa juga tidak. kembali kepada diri kita untuk menilainya Namun kali ini saya akan menggunakan pendekatan teori kritis untuk menganalisis sistem pendidikan. Teori kritis merupakan sebuah perspektif dalam ilmu sosial, kekuasaan dan ideologi.
Tujuan utama pendidikan dimasyarakat kapitalis adalah untuk melatih kaum muda menjadi pekerja yang terampil dan produktif untuk mempertahankan kaum elit (Paulo freire). Dalam pandangan teori kritis melihat pendidikan sebagai alat hegemoni, maksudnya ialah pendidikan digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk memperkuat dan mempertahankan kekuasaannya. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan, skill (keterampilan), kepada siswa melainkan digunakan untuk memperkuat nilai-nilai, keyakinan dan norma yang dianggap penting oleh penguasa sehingga kita tidak sadar dengan keadaan tersebut.
Pendidikan digunakan untuk menanamkan ideologi penguasa dan menekan kritik terhadap sistem sosial yang ada. Sebagai contoh: sistem yang dipimpin oleh penguasa kapitalisme dapat menekankan pada penghargaan, kesetiaan, ketaatan dll. Hal ini bertujuan agar menghasilkan warga yang taat pada penguasa dan tidak menggangu kestabilan sosial, nah dalam bidang pendidikanpun bisa digunakan untuk meyakinkan siswa bahwa perbedaan kelas sosial merupakan sesuatu hal yang wajar. Sehingga mengurangi akan terjadinya perlawanan kelas sosial dan kesadaran didalam masyarakat.
Begitulah kira-kira jika kita menggunakan pendekatan teori kritis Pendidikan bukanlah suatu hal yang netral, tetapi pendidikanpun dapat turut serta terlibat dalam kekuasaan dan politik. Sehingga dibutuhkan kesadaran kritis siswa dan masyarakat untuk menganalisis dan juga mengevaluasi sistem pendidikan yang ada kemampuan kritis untuk menganalisis dan mengevaluasi sistem pendidikan terhadap pandangan mereka tentang keadaan sosial.
perjuangan itu tidak ada batasnya jika ada batasnya itu bukanlah perjuangan perjuangan itu dilakukan tanpa pamrih dan meminta imbalan
penulis:Ishar