Penulis : Agus Salim (Mahasiswa MPI IAIN Palopo)
Masuknya Islam di Nusantara tidak terlepas dari pendekatan kultur dan budaya masyarakat, hal demikian banyak terjelaskan di dalam manuskrip sejarah dan realitas sosial yang dirasakan saat ini.
Kearifan adalah kebenaran Universal, begitu ditambah dengan Lokal maka mereduksi makna kearifan itu sendiri, berdialog tentang kearifan berarti tidak jauh dari kebenaran dan nilai-nilai universal, menolak kearifan lokal berarti tidak mengakui kebenaran Universal.
Sejak awal kelahiran-nya, Islam tidak hadir diruang yang hampa tradisi dan budaya, telah menjadi realitas sosial saat ini, memiliki fungsi yang cukup signifikan, mengantarkan Islam menuju perkembangan zaman, sehingga memberi kemanfaatan pada masyarakat dunia.
Multikultural serta keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural dari warisan budaya yang perlu dilestarikan, sejalan dengan derasnya perkembangan teknologi dan transformasi budaya kearah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi. Menjadi kekhawatiran nilai-nilai Tradisional dan warisan budaya menghadapi tantangan.
Apa peran perguruan tinggi dalam menata Studi Islam dan Kearifan Lokal ? Pertama, mata kuliah tersebut tidak hanya menjadi bahan diskursus dibangku kuliah saja, namun jauh lebih penting menggali dan terjun langsung mengadvokasi proses Budi daya nilai-nilai lokal masyarakat.
Kedua, cenderung kita yang tidak memahami studi Islam dan kaitannya dengan kearifan lokal sontak menolak dengan mudah mengatakan bahwa hal demikian sesat dalam ajaran agama, pola fikir inklusif dan Eksklusif harus terwejantahkan dalam melihat realitas sosial.
Pola fikir dan kehidupan sosial yang sama melahirkan kebiasaan, sehingga mengarah pada lahirnya budaya lokal, yang mampu membedakan mereka dengan masyarakat lain. Budaya Lokal tersebut bisa saja berupa pola fikir, tradisi, dan hukum adat.
Saya mengutip nilai yang selama ini dipeganng ormas terbesar yang ada di Indonesia yaitu NU “Almuhafadsatu Alalkodimissalih, Walahsu Biljadidil Aslah” (Mempertahankan tradisi lama yang baik, dan mengambil tradisi baru yang lebih baik).