OPINI: 93 Tahun Sumpah Pemuda! Refleksi Perjuangan Pemuda

0
DOK: Ahmad Rivai, Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Palopo

lpmgraffity.com – Sumpah pemuda, adalah nama peristiwa, sebuah catatan sejarah yang tiap tahun diperingati sebagai bentuk kontribusi nyata pemuda pada masa itu.

seperti tahun-tahun sebelumnya, momen ini selalu di peringati dengan aksi aksi demonstrasi, memenuhi beranda sosial media dengan kalimat patriotisme dan semangat nasionalisme, biasanya hanya berlangsung satu atau dua hari, setelah itu, kembali ke aktifitas masing-masing.

Momentum sumpah pemuda tidaklah lahir secara instan, ia lahir dari proses yang begitu panjang.

Dalam buku 45 Tahun Sumpah Pemuda (1974) yang diterbitkan oleh Museum Sumpah Pemuda, disebutkan bahwa setelah Tri Koro Dharmo atau Jong Java, mulai muncul perkumpulan pemuda kedaerahan lainnya.

Selain Perhimpunan Indonesia, ada juga Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islaminten Bon, Pemuda Kaum Betawi, Pemuda Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan masih banyak lainnya.

Mereka merasa membutuhkan dukungan untuk bisa bersatu demi kemerdekaan. Muncul inisiatif untuk bisa menggabungkan dari para perhimpunan pemuda ke dalam sebuah musyawarah besar.

Kongres Pemuda I akhirnya dilakukan pada 30 April sampai 2 Mei 1926. Ceramah-ceramah yang diberikan dalam kongres itu belum bisa menyatukan persatuan Indonesia, sebab ego-ego kedaerahan yang masih begitu kuat dari masing-masing kelompok.

Kemudian, mereka sadar bahwa ego kedaerahan itu akan mempersulit Indonesia untuk bersatu dan berjuang melawan penjajahan. Pada 27 sampai 28 Oktober 1928, kebanggaan dan rasa senasib para pemuda sebagai anak bangsa menjadikan mereka berkumpul lagi.

Kongres Pemuda II digelar, dengan kepanitiaan dari berbagai perkumpulan.
Sugondo Djojopuspito dari PPPI sebagai ketua, Djoko Marsaid dari Jong Java sebagai wakil ketua, Mohammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond sebagai sekretaris, dan Amir Sjarifuddin dari Jong Batak sebagai bendahara.

Mereka berkumpul di Batavia (Jakarta) dan mulai menyatakan sebuah kesepakatan bersama akan pentingnya persatuan pemuda. Deklarasi pun dilakukan, dan dikenal dengan nama “Sumpah Pemuda”.

Istilah “Sumpah Pemuda” sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya.

Rumusan sumpah sudah tertulis dan dibacakan dalam acara itu.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yaitu pada 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Sumpah Pemuda dimaknai sebagai momentum bersatunya para pemuda, yang kemudian bergerak bersama dan berjuang menuju Indonesia merdeka.

saya membayangkan, betapa sulitnya menyatukan seluruh unsur-unsur pemuda dari berbagai macam kelompok.

Terlepas dari itu semua, mari kembali merefleksi perjuangan pemuda, dan memastikan bahwa sumpah itu masih berada di tangan para pemuda hari ini.

Sejarah membenarkan, betapa besar kontribusi pemuda pada setiap peristiwa dan momen penting yang menyangkut tentang arah gerak bangsa yang lebih baik.

Sumpah pemuda adalah momentum merefleksi perjuangan lalu melanjutkan kembali perjuangan untuk kepentingan rakyat, bukan saling menghujat apalagi saling membawa kepentingan, kita tidak mau konflik kepentingan yang berimbas pada perpecahan lahir dari para kelompok kelompok anak muda.

di momen sumpah pemuda yang ke 93 Tahun ini, kita semua berharap perbaikan kualitas pemuda lebih maksimal. sebab kita semua sadar, bahwa hancurnya sebuah negara dimulai ketika para pemudanya telah hancur.

MARI BERSATU, BANGKIT dan TUMBUH