lpmgraffity.com – Sejumlah Aktivis Perempuan sowan ke ruang kerja Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Palopo, guna menindaklanjuti ‘Permendikbud Ristek’ nomor 30 tahun 2021 mengenai pembentukan SATGAS pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkup perguruan tinggi. Senin, (1/11/2021).
Pertemuan tersebut membahas perlunya dibentuk SATGAS pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Perguruan Tinggi, tak kalah pentingnya Juga di kampus IAIN Palopo.
Aktivis Perempuan IAIN Palopo, Ummul Haira Asmar mengatakan perlunya mendirikan SATGAS pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus IAIN Palopo, merespon kekerasan seksual telah menyisir beberapa Perguruan tinggi di Indonesia.
“Melihat maraknya kekerasan seksual terhadap perempuan yang telah meramba atau menyisir dunia kampus, perlu segera mungkin pihak kampus menindaklanjuti terkait adanya aturan baru dari Kemendikbud Ristek,” harapnya.
Selain itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Palopo, Dr. Muhaimin, M.A menyambut baik dengan kepedulian aktivis perempuan IAIN Palopo menyoal pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Perguruan Tinggi.
“Kami menyambut baik kedatangan aktivis perempuan IAIN Palopo. hal ini menunjukkan bahwa para aktivis memiliki kepedulian yang tinggi terhadap upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Tentu saja nanti IAIN Palopo akan menyesuaikan dengan regulasi dari Kementerian Agama Pusat. Semoga dengan adanya Permendikbud Ristek tersebut dapat mengurangi terjadinya kekerasan terhadap perempuan khususnya di dunia kampus,” ungkapnya.
Tak hanya sampai disitu, Aktivis perempuan IAIN Palopo, Iis Nilasari juga turut berkomentar memperkuat perlunya didirikan lembaga penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di kampus IAIN Palopo.
“Meski kita belum mengetahui seberapa banyak kekerasan seksual di kampus IAIN Palopo, perlu dikiranya difikirkan bersama adanya lembaga yang bisa menjadi lokomotif untuk pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus IAIN Palopo,” tambahnya.
Adapun aktivis perempuan yang sowan berdiskusi adalah, Ummul Haira Asmar, Ummu Kalsum, dan Iis Nilasari. Kesemuanya merupakan mahasiswi IAIN Palopo. (Ay)