LPM GRAFFITY

Media Pers Mahasiswa IAIN Palopo

Mereka yang Menulis Saat Semua Diam: Lembaga Pers di Tengah Dinamika Kehidupan Mahasiswa

Oplus_131072

lpmgraffity.com-Di tengah hingar-bingar aktivitas kampus mulai dari organisasi, kegiatan akademik, hingga budaya eksistensi di media sosial ada satu entitas yang kerap luput dari perhatian: lembaga pers mahasiswa. Tak sedikit mahasiswa yang tidak mengetahui siapa mereka, apa yang mereka lakukan, atau bahkan tidak menyadari bahwa lembaga tersebut hadir di tengah-tengah kehidupan kampus. Ini merupakan sebuah ironi, mengingat pers mahasiswa memiliki peran strategis dalam menjaga atmosfer intelektual dan nilai-nilai demokrasi di lingkungan akademik.

Tugas pers bukan semata menyusun berita. Lebih dari itu, mereka merekam realitas kampus, mengkritisi kebijakan yang menyimpang, serta menjadi ruang alternatif bagi suara-suara yang tidak terakomodasi oleh jalur formal. Mereka mengangkat isu-isu yang sering terabaikan: mulai dari ketimpangan dalam sistem organisasi kemahasiswaan, ketidaktransparanan anggaran kegiatan, hingga kegelisahan mahasiswa yang tidak tersampaikan.

Namun alih-alih memperoleh penghargaan yang layak, mereka kerap dianggap remeh. Menjadi bagian dari pers mahasiswa sering dipandang sebagai sesuatu yang tidak keren, tidak viral, atau kurang gaul. Bahkan, tak jarang mereka dilabeli sebagai pengganggu hanya karena memberitakan hal-hal yang dianggap menyinggung kenyamanan pihak tertentu. Padahal, setiap tulisan yang mereka terbitkan memuat keberanian untuk menyuarakan kebenaran di tengah tekanan, serta komitmen untuk tetap independen meski tidak populer.

Pers mahasiswa bukanlah pelengkap atau aksesoris dalam struktur kampus. Mereka merupakan pondasi penting bagi terbentuknya ruang berpikir yang kritis dan jujur. Mengabaikan eksistensi mereka berarti membiarkan kampus kehilangan daya nalar, kehilangan semangat kritis, dan kehilangan cerminan jati dirinya.

Sudah waktunya mahasiswa sebagai insan intelektual mengubah cara pandangnya. Menghargai tidak selalu berarti menyetujui, tetapi setidaknya mengakui bahwa kehadiran pers mahasiswa adalah sebuah kebutuhan. Di tengah dunia yang riuh oleh informasi dan distraksi, mereka hadir sebagai suara yang mencoba tetap jernih dan setia pada kebenaran.

“Mereka menulis, ketika yang lain memilih diam”.

 

Penulis: Rahmita (Crew Lpm Graffity)

Editor: Mas’un

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini