OPINI : Kampus Itu Ruang Akademik atau Arena Kampanye Politik?
lpmgraffity.com – OPINI — Kampus semestinya menjadi ruang yang netral, di mana pemikiran bebas berkembang tanpa diwarnai oleh pengaruh politik praktis yang partisan. Ketika kampus membuka pintunya bagi kampanye politik, batas antara pendidikan dan propaganda menjadi kabur, dan ruang akademik yang seharusnya murni serta terbebas dari kepentingan sempit dipertaruhkan.
Dalam filsafat, Plato memperkenalkan konsep “polis” atau kota ideal, di mana pendidikan adalah fondasi utama bagi kebajikan dan pencarian kebenaran. Kampus, sebagai miniatur dari “polis” ini, adalah tempat di mana pencarian kebenaran dan keadilan menjadi orientasi utama. Mengizinkan kampanye politik di kampus tak hanya menodai nilai akademis, tetapi juga membelokkan fungsi kampus sebagai ruang belajar yang independen. Jika hari ini kampus membuka ruang bagi calon kepala daerah untuk berkampanye, maka ke depannya kampus berpotensi menjadi ajang kampanye terus-menerus.
Di sinilah bahaya sebenarnya, kampus yang dijadikan arena kampanye politik memberikan pesan bahwa pendidikan bisa diperalat oleh kekuasaan. Ini menunjukkan bahwa ruang akademik yang seharusnya independen dapat dipergunakan sebagai alat bagi kepentingan politik praktis.
Untuk menjaga kehormatan dan makna dari ruang akademik, kampus perlu teguh berpegang pada falsafahnya sebagai tempat yang bebas dari bias politik. Biarkan kampus menjadi taman pemikiran yang independen, tempat mahasiswa dapat berlatih menjadi warga negara yang berpikir bebas tanpa dibayangi kepentingan praktis yang bersifat sementara.
Lantas, pertanyaannya: Ada apa dengan kampus?
____________________
Tim Redaksi
Penulis : I.K., (Mahasiswa)
Editor : Crew LPM Graffity
Tinggalkan Balasan