lpmgraffity.com — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo berkolaborasi dengan masyarakat Desa Bangun Jaya untuk melestarikan kesenian budaya, khususnya gamelan Jawa. Kegiatan ini ditujukan kepada siswa-siswi SDN 178 Tuban di desa tersebut, Senin (7/10/2024).
Proses KKN yang dimulai sejak 9 September 2024 ini bertujuan untuk mendukung pelestarian budaya lokal melalui berbagai inisiatif yang melibatkan masyarakat setempat. Sebagai langkah awal, mahasiswa KKN melakukan observasi untuk mengidentifikasi potensi desa yang dapat dikembangkan. Dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa masyarakat, ditemukan bahwa Desa Bangun Jaya memiliki banyak potensi, dengan kesenian daerah sebagai salah satu yang paling unggul.
Dalam wawancaranya pada 16 September, Pak Watiman, kepala Dusun Sidodadi, menjelaskan bahwa 98% penduduk di Desa Bangun Jaya berasal dari suku Jawa, sedangkan sisanya suku Bugis. Oleh karena itu, pementasan seni di desa ini di dominasi oleh kesenian Jawa, termasuk karawitan Manunggaligtyas. Sayangnya, semenjak pandemi COVID-19, kesenian ini mengalami penurunan dan tidak lagi aktif. Ia berharap agar SD di Desa Bangun Jaya dapat membentuk ekstrakurikuler kebudayaan, mengingat siswa-siswi di SMP dan SMA sangat sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk berlatih.
Bapak Dasiman, ketua BPD Desa Bangun Jaya, juga menambahkan bahwa kesenian dan budaya di desa ini masih sangat kental.
“Setiap tahun, masyarakat mengadakan tradisi bersih desa yang menampilkan berbagai kegiatan, seperti wayang dan pertunjukan gamelan,” ujarnya.
Pada tahun 2020, Desa Bangun Jaya menerima bantuan untuk pengadaan alat musik gamelan senilai Rp 50.000.000, sehingga kini desa ini memiliki alat musik gamelan yang lengkap.
Dalam upaya mengaktifkan kembali organisasi kesenian karawitan Manunggaligtyas, mahasiswa KKN Posko 26 melakukan inovasi baru dengan merekrut anggota di tingkat SD, khususnya siswa-siswi kelas 5 SDN 178 Tuban. Perekrutan ini dilaksanakan pada 20 September 2024 dan berhasil menarik minat 20 siswa-siswi.
Setelah proses perekrutan, siswa-siswi yang terpilih dilatih oleh para pelatih berpengalaman dari kalangan warga asli Desa Bangun Jaya, yaitu Bapak Suwatno, Ngadirin, Watiman, dan Kordes KKN Posko 26, Rendhy Pratama. Pelatihan berlangsung dari 23 September hingga 5 Oktober 2024, dengan tujuan memberikan pemahaman dan keterampilan dasar dalam kesenian gamelan.
Antusiasme dan konsistensi para siswa-siswi serta pelatih selama hampir dua minggu pelatihan membuahkan hasil yang sangat baik. Para siswa kini telah mampu memainkan dua lagu dengan alat musik gamelan.
Sebagai bentuk evaluasi untuk menilai keberhasilan program KKN Posko 26, pada 6 Oktober 2024 diadakan pementasan seni bertema “Melestarikan Gamelan Jawa di Era Digital.” Pementasan ini bertujuan untuk menunjukkan keterampilan yang telah diperoleh siswa serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian budaya.
Kegiatan pementasan seni ini dihadiri oleh sekitar 56 peserta, termasuk kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat, ketua karang taruna, warga Desa Bangun Jaya, pelatih alat musik gamelan, pemain gamelan, penari, dan tim KKN IAIN Palopo Posko 26.
Dalam sambutannya, kepala desa mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN IAIN Palopo yang telah mengaktifkan kembali organisasi karawitan di desa. Ia memastikan bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut meskipun mahasiswa KKN kembali ke tempat masing-masing.
“Kegiatan ini akan selalu diingat, karena yang merintis dan membangkitkan kembali adalah kakak-kakak KKN dari IAIN Palopo Angkatan XLVI tahun 2024. Saya, selaku kepala desa, akan terus memberikan bimbingan dan dukungan. Apapun yang dibutuhkan untuk pelatihan gamelan ini, Insya Allah pemerintah desa akan ikut andil dalam hal ini,” ujarnya.
Sebagai langkah lanjutan, mahasiswa KKN Posko 26 akan terus memantau perkembangan kesenian gamelan di Desa Bangun Jaya dan melakukan evaluasi berkala untuk menilai efektivitas pelatihan yang telah dilaksanakan.
____________________
Tim Redaksi
Editor : Regita Amri