lpmgraffity.com–Puisi ini ku tulis untuk setiap orang yang merasa dirinya bisa belajar dari masa lalu, menemukan arti dari setiap momen yang terlewatkan, menjalani, untuk menghadapi hari ini. Yang kutahu dan ku yakini adalah tidak ada kabar baru dari masa lalu, namun ini sedikit berbeda. Diriku bukan menunggu masa lalu menyampaikan kabar barunya, itu mustahil, tapi akan lebih bijaksana bila mengambil kesan di masa lalu itu, menjadikannya tangga tuk dipijak dalam genangan waktu. Kini semesta mengizinkanku menuliskan apa yang beberapa waktu belakangan ini menjadi bagian dari pikiran liarku, sebuah puisi, untuk siapa pun yang membacanya.
Ketika Ku Belajar Dari Kemarin
Karya: Muhammad Darif Aziz (Mahasiswa IAIN Palopo)
Di balik kemarin yang lekat akan lupa, Sebuah kisah terukir dalam waktu. Kisah, menuntun seorang insan berdamai dalam raga, Melepaskan keadaan yang membelenggunya.
Ketika ku belajar dari kemarin, Mengurai benang merah pada rentetan waktu. Terkuaklah makna dalam setiap pilu, Yang memperkuat langkah di setiap perjalanan.
Dari setiap jatuh, tuk bangkit kembali, Dari setiap keraguan, tuk temukan jawaban, Di setiap langkah yang ku tempuh. Bekas kemarin selalu membimbingku lebih.
Ketika cemas mengintai di sudut hati, balikkan pandangan melihat kemarin. Di antara hampa dan kerinduan menjadi cita, lalu kusadari, bahwa masa lalu adalah teman di hari ini.
Dalam ragu yang kini terurai, Terukir harapan di relung hati. Membawaku bersua dengan diri yang baru, Menatap masa depan dengan tabah dan kuat.
Ketika ku belajar dari kemarin, Kupeluk erat pelajaran berharga. Setiap detik menjadi guru setia, Menyulam mimpi dalam lautan waktu.
Dan kini, ku pahami, bahwa langkah, Tak terbatas pada jejak yang telah tercipta. Hari esok adalah kanvas kosong yang senantiasa menunggu diisi warna-warni kehidupan.
Maka ku berjalan dengan keyakinan hati, bahwa setiap langkah membawa arti abadi.
Ketika kemarin mengajarkanku untuk hari ini, ku hadir dalam bayangan. Kubah perak menjadi emas, kugaungkan kalah menjadi berdiri paling tinggi, Dan di situlah aku, menunggu esok.
Tim Redaksi : Crew LPM Graffity