PUISI: Perempuan

0
Dok: blogspot.com/lpmgraffity.com

Kali ini, aku ingin bicara tentang Perempuan

Pernahkah sejenak kau berdiam diri,

Memandang lekat diri,

Menelisik setiap bagian dari dirimu, yang kelihatan dan tak terlihat secara teliti?

Bagaimana cara menata rambutmu, sudahkah sesuai keinginanmu?

Pakaian yang kau kenakan, sudahkah nyaman untukmu?

Riasan wajah yang menempel di permukaan kulitmu, apa benar yang kau sukai?

Berbeda dengan diriku, yang ku sukai dari Perempuan adalah Ke-seksiannya.

Yah, keseksiannya yang membuatku takjub.

Bukan Tubuh atau Yang melekat dibadan nya.

Tapi Pola Pikirnya.

Ya! Seberlalunya perempuan itu, mereka asik mengobrolkan dan menjadikan bahan lelucon tubuh perempuan yang satu dengan yang lainnya.

Dari rambut, lekukan-lekukan tubuh, hingga ujung kaki tak luput dari sapuan pandangan dan komentar mereka.

Tidak jarang cekikan menutup diskusi mereka.

Hei…Katanya Perempuan Maha Benar ! Apakah setara dengan Tuhan ku yang Maha besar?

Ironi!

Dimana-mana perempuan kulihat terpuruk dalam ketidak berdayaannya.

Tidak punya kemampuan untuk melawan,

Resiko kerja! Resiko kerja!

Siap bekerja, harus siap menerima resikonya, begitu persepsi kebanyakan orang.

Aaah! Sudahlah,

Waktu terus bergulir.

Bulir-bulir yang terus mengalir vertikal, karena gravitasi ternyata tidak menyurutkan semangat dan lengkungan di bibir mereka.

Hal remeh-temeh pun menjadi luar biasa.

Semata-mata demi kepuasan nafsu dari bola mata yang diekori dengan komentar atas tubuh perempuan yang mau tidak mau harus melayani trik murahan mereka.

Tapi apa mesti dibiarkan, dianggap hal biasa sehingga membudaya?

Tulisan ini menyadarkanku,

Perempuan dimana-mana masih belum dihargai setara dengan laki-laki.

Bahkan ia pun tak punya otoritas untuk tubuhnya.

Sudah diam sekian lama.Apa harus tetap tunduk dan diam?Wahai Perempuan Melawan!

Padang Sappa, 2021

Zulkarnain

Editor : Kud..