Pementasan Tradisi Annyorong Lopi di Kota Surabaya

0
Surabaya (22/12/2024) Penyelenggaraan Pementasan Passompe II: Annyorong Lopi oleh IKAMI.
Surabaya (22/12/2024) Penyelenggaraan Pementasan Passompe II: Annyorong Lopi oleh IKAMI.

lpmgraffity.com — Surabaya – Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia (IKAMI) Sulawesi Selatan Cabang Surabaya sukses menyelenggarakan pementasan “Passompe II: Annyorong Lopi”  yang digelar untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya Bugis-Makassar di Kota Surabaya, Kamis (26/12/2024).

Kegiatan ini berlangsung dengan meriah di Gedung Teater Balai Pemuda Kota Surabaya pada 22 Desember 2024.

“Passompe” yang berarti “Perantau” dalam bahasa Bugis, menjadi nama kegiatan untuk menggambarkan semangat perjuangan dan kemandirian masyarakat Sulawesi Selatan dalam merantau. Sementara itu, “Annyorong Lopi” yang berarti “Mendorong Perahu” adalah tradisi yang berasal dari Bulukumba dengan makna kolaborasi dan gotong royong dalam mewujudkan tujuan bersama.

Pementasan ini ditonton oleh kurang lebih 700 tamu undangan yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pagelaran ini menampilkan tari-tarian khas Sulawesi Selatan seperti Tari Paduppa hingga Tari Pakarena yang sakral.

Ketua IKAMI Sulsel Cabang Surabaya, Muhammad Arjun, S.Sos menyampaikan bahwa pementasan ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Sulawesi Selatan kepada masyarakat umum khususnya masyarakat Surabaya.

“Pementasan Annyorong Lopi adalah bukti nyata bahwa budaya lokal tetap bisa hidup dan relevan di era modern ini. Kami ingin mengenalkan budaya Sulawesi Selatan di Kota Metropolitan terbesar kedua di Indonesia,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini IKAMI Sulsel Cabang Surabaya juga akan terus berkomitmen untuk menjadi pelaku pelestarian budaya Sulawesi Selatan.

“Kami dari IKAMI SULSEL Cabang Surabaya sebagai organisasi yang memiliki komitmen penuh, dalam pelestarian budaya dan nilai-nilai luhur Sulawesi Selatan akan terus berupaya menjadi pelaku pelestarian meskipun tentu saja dihadapkan dengan berbagai macam persoalan dan keterbatasan,” tambahnya.

Ketua IKAMI Sulsel Cabang Surabaya sempat mengeluhkan minimnya dukungan hingga biaya sewa gedung yang kurang ramah di kantong mahasiswa.

“Dalam prosesnya sampai kami bisa pentas di gedung ini, gedung yang berkapasitas kurang lebih 750 orang ini, persoalan yang kami lalui tak sedikit, mulai dari penyesuaian tanggal dengan pengelola gedung, minimnya support dan dukungan dari pemerintah daerah asal kami Sulawesi Selatan, hingga pada persoalan biaya sewa gedung yang jumlahnya tak sedikit,” keluhnya.

“Saya hitung-hitung kalau panitia dan semua yang hadir dalam kegiatan ini misalnya urunan 20rb untuk kegiatan ini tentu masih kurang banyak,” candanya.

Ia berharap pementasan seperti ini tidak hanya berhenti pada pementasan kali ini, tapi akan terus dilanjutkan sebagai wujud komitmen IKAMI Sulsel Cabang Surabaya dalam pelestarian budaya Sulawesi Selatan.

“Kami berharap kegiatan positif ini akan terus berlanjut, tentunya dengan harapan dalam kegiatan selanjutnya akan mendapatkan atensi dan dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,” tutupnya.

___________________

Tim Redaksi

Editor : Regita Amri